https://karawang.times.co.id/
Berita

BMKG Pastikan Badai Geomagnetik November 2025 Tak Berdampak Signifikan di Indonesia

Kamis, 13 November 2025 - 13:07
BMKG Pastikan Badai Geomagnetik November 2025 Tak Berdampak Signifikan di Indonesia Ilustrasi - Badai (FOTO: scitechdaily.com)

TIMES KARAWANG, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa badai geomagnetik kuat yang terjadi secara global pada 12–14 November 2025 tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap sistem komunikasi, navigasi, maupun infrastruktur teknologi di Indonesia.

Ketua Tim Kerja Geofisika Potensial BMKG, Syirojudin, menjelaskan fenomena tersebut dipicu oleh aktivitas Matahari berintensitas tinggi, berupa suar Matahari kelas X5.1 — salah satu kategori terkuat dalam pengamatan cuaca antariksa.

“Peristiwa itu memicu lontaran plasma dan medan magnet berkecepatan tinggi atau Coronal Mass Ejection (CME) yang mengarah ke Bumi. Berdasarkan pantauan NOAA Space Weather Prediction Center (SWPC), tingkat badai geomagnetik mencapai level G4 atau kategori berat,” ujarnya di Jakarta, Kamis (13/11/2025).

BMKG-Pastikan-Badai-Geomagnetik-a.jpgIlustrasi. (FOTO: Pexels)

Indonesia Aman dari Dampak Ekstrem

Dari hasil pemantauan di observatorium magnet bumi BMKG di Tondano (Sulawesi Utara), Tuntungan (Sumatera Utara), dan Serang (Banten), aktivitas geomagnetik mulai terdeteksi sejak dini hari 12 November dan berlangsung selama tiga hari.

BMKG mencatat indeks K maksimum menunjukkan kondisi badai berat, namun dengan intensitas jauh lebih rendah di wilayah Indonesia.

Syirojudin menegaskan, posisi geografis Indonesia yang berada di sekitar garis khatulistiwa menjadi faktor pelindung alami terhadap dampak badai geomagnetik.
“Wilayah ekuator memiliki sabuk magnetosfer kuat yang disebut Equatorial Electrojet, berfungsi sebagai perisai dari partikel berenergi tinggi,” jelasnya.

Potensi Gangguan Minor pada GPS dan Komunikasi Radio

Meskipun demikian, BMKG memperingatkan adanya potensi gangguan minor hingga moderat pada sistem komunikasi satelit, navigasi berbasis GPS, dan komunikasi radio frekuensi tinggi (HF) di beberapa wilayah.

Lembaga tersebut merekomendasikan pemantauan real-time terhadap indeks K dan indeks A, yang menggambarkan fluktuasi medan magnet bumi. Selain itu, sektor transportasi udara dan laut disarankan menyiapkan protokol komunikasi cadangan jika terjadi anomali sinyal navigasi.

“Tidak ada alasan untuk panik. Perlindungan magnetosfer membuat ancaman terhadap kehidupan sehari-hari maupun jaringan listrik di Indonesia sangat kecil,” kata Syirojudin. (*)

Pewarta : Antara
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Karawang just now

Welcome to TIMES Karawang

TIMES Karawang is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.